Nama saya Mutia Luthfiany Khairunnisa, Saya lahir di Jakarta, 20 Januari 1999. Saya
adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. Saat ini saya sedang menduduki bangku
kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan Ilmu Ekonomi dan Keuangan
Islam.
Sebagai anak yang sudah bisa
terbilang cukup dewasa yakni telah mencapai di usia 20 tahun ini saya
seringkali berpikir, apa sajakah yang telah saya beri, sedang, dan akan saya
berikan kepada keluarga saya dan juga untuk Indonesia?
Berpikir kembali mengingat sewaktu saya masih TK. Sejak saya masih di Taman Kanak-Kanak, ketika perpisahan dan
pada saat itu saya melihat ada seseorang yang mengantarkan lalu menyusun piala.
Di kepala piala tersebut terdapat foto murid-murid yang akan dinobatkan menjadi
murid berprestasi. Kemudia saya merupakan murid kelompok 2A, kemudian ketika
pengumuman, saya disebutkan sebagai murid berprestasi peringkat 2 terbaik di
angkatan saya, saat itu saya merasa sangat senang karena bisa melihat kedua
orang tua saya tersenyum melihat Saya menjadi murid berprestasi.
Kemudian ketika saya Sekolah Dasar,
saya melihat kakak-kakak kelas saya ketika upacara maju kedepan karena mereka
memenangkan suatu perlombaan. Kemudian, saya berbisik dalam hati “Saya pasti
bisa seperti kakak itu, akan maju kedepan saat upacara karena memenangkan
sesuatu”. Dan akhirnya saya mengikuti perlombaan dibidang olahraga Taekwondo,
hal tersebut juga membuat kedua orang tua saya tersenyum dan mengharumkan nama
sekolah.
Dilanjut ketika saya menduduki
jenjang sekolah SMP dan SMA, saya mengikuti lomba-lomba yang alhamdulillah saya
mendapatkan juara di bidang Pakibra dan MHQ. Saat menjadi pasukan pengibar
bendera saya sangat ingin menjadi paskibraka di Istana Negara, akan tetapi
orang tua saya tidak mengizinkan dan menurut Saya itu adalah bakti saya
terhadap orangtua. Dan di MHQ saya mengikuti lomba sekaligus mengulang-ngulang
ayat terutama di juz 30 dan 29 yang merupakan bakti saya kepada Allah.
Kemudian sekarang, saya sebagai
mahasiswa, yang sedang saya lakukan ialah aktif dalam organisasi HIMA-IEKI dan
CJI (Citizen Journalism Interdependent). Ini merupakan bentuk kontribusi saya
terhadap Indonesia, khususnya di CJI fokus bahasannya saat ini adalah mengenai “Citarum
Harum”. Saya mengikuti seminar tentang citarum harum dan juga berkunjung ke
titik nol citarum harum, kemudian pada saat kunjungan kerja Bapak Joko Widodo
kami segenap anggota CJI memberikan spanduk kepada beliau untuk mendukung
porgram “Citarum Harum”.
Dan apakah yang akan saya lakukan
untuk keluarga dan Indonesia selanjutnya? Saat ini saya sedang berencana
mendaftar untuk program “Internation Youth Leader” kr Malaysia. Tetapi berhubung
saya belum memiliki passport dan acara tersebut akan diselenggarakan bulan
Maret tanggal 17, saya berfikir untuk tidak ikut batch 6 IYL ini. Saya akan
mengurus passport terlebih dahulu kemudian akan memasukkan application untuk pendaftaran.
Ada banyak sekali program seperti itu. Itu adalah bentuk kontribusi yang
InysaAllah akan saya berikan terhadap keluarga dan Indonsia. Mengapa? Karena saya
akan hadir sebagai perwakilan keluarga dan Indonesia dan belajar mengenasi
kultur disana, lebih tepatnya pertukaran budaya.
Selanjutnya saya juga berencana
untuk magang di Malaysia, karena seperti yang kita ketahui selain Inggris, Malaysia
merupakan negara yang menjadi pusat keuangan syariah dunia. Ini sangat
berhubungan dengan jurusan Saya yakni Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam.
Sebagai anak jurusan Ilmu Ekonomi
dan Keuangan Islam juga saya akan berusaha karena Indonesia sedang berusaha
menjadi pusat ekonomi Islam di dunia. Itulah kontribusi yang telah, sedang, dan
akan saya berikan dan lakukan untuk keluarga dan Indonesia. Seuatu yang mungkin
terlihat tidak mungkin tetapi ketika Allah menghedaki, pasti itu akan terjadi.